: kepada yang hendak pergi, Adit
/1/
takkan kau jumpai seorang pun perempuan, selain aku, yang tak henti menebar benih gelora cinta, yang tulus menggantang gebu rindu padamu laksana setia jentayu membilang titis gerimis, yang terus memindai buluh perindu setiap kau beringsut ke peraduan yang digenangi cahaya bulan, dan menuntunmu ke buai mimpi
/2/
takkan kau temukan seorang pun perempuan, selain aku, yang begitu rajin menanting cemas paling buas di setiap pergimu, yang selalu santun memuntahkan retak airmata gelisah kehilangan kabar darimu, dan rela sibuk menimbun tanya di sedak harap: apa sebenarnya maksudmu memasung nasibku dengan entah
/3/
setelah kau pergi, ini sajak terakhir yang kutulis untukmu: aku tak mau lagi mengeja c-i-n-t-a
Mereka yang tidak punya keberanian untuk mengambil resiko tidak akan mencapai apapun dalam hidupnya. β Muhammad Ali
Amanda Ratih says
Haduuuu klepek2 deh bacanya π
Atisatya Arifin says
Hehehe, makasih ya sudah mampir mbak….
Ipeh Alena says
so sweet…mba Tya romantis euy π
Atisatya Arifin says
Hehehe, romantis ke mas suami aja ya mbak Ipeh….
Gadis Ps says
Aku jadi inget masa lalu.. Sedih deh..
Seribu bulan penantianku..
Sajak cinta yang kurangkulkan padamu..
Harus pergi bersama pilu..
Hiks T_T
Atisatya Arifin says
pukpuk Gadis, jangan sedih yaaaa…..
Atisatya Arifin says
Terima kasih Ema! Beberapa puisiku yang lain bisa dibaca di Facebook dan juga di beberapa buku antologi puisi..
Aku nanti mampir yaaa….
Atisatya Arifin says
Terima kasih Ema! Beberapa puisiku yang lain bisa dibaca di Facebook dan juga di beberapa buku antologi puisi..
Aku nanti mampir yaaa….